Minggu, 05 Mei 2019

Ditahan Imbang Brighton, Hampir Mustahil Arsenal Finis di Empat Besar


Setelah ditahan imbang 1-1 dengan Brighton and Hove Albion di Emirates Stadium, Minggu (5/5/2019) malam WIB, menjadi sangat tipis kans Arsenal finis di posisi empat besar Premier League. Di laga itu, gol penalti Pierre-Emerick Aubameyang di awal babak pertama dibalas sepakan dari titik putih Glenn Murray di tengah babak kedua.

Dengan hasil ini, Arsenal berada di posisi kelima dengan 67 poin, atau tertinggal 3 poin dari Tottenham Hotspur -- yang berada di posisi keempat. Arsenal bisa saja naik ke posisi empat besar, tetapi syaratnya kelewat sulit.

Karena perkara selisih gol, Arsenal perlu menang dengan keunggulan 4 gol dan berharap Spurs kalah dengan ketertinggalan 4 gol di laga liga terakhir musim ini. Pertanyaannya, mungkinkah itu terjadi?

Satu hal yang pasti, pelatih Unai Emery perlu mempertimbangkan secara serius Liga Europa sebagai jalan ke Liga Champions musim depan.


Untuk laga ini, pelatih Unai Emery menurunkan pemain-pemain terbaik Arsenal dalam formasi 4-3-1-2. Tugas Bernd Leno menjaga gawang dibantu back-four dengan komposisi Stephan Lichsteiner, Skodran Mustafi, Sokratis Papastathopoulos dan Nacho Monreal.

Sementara itu, Lucas Torreira, Granit Xhaka, Henrikh Mkhitaryan menjadi trio di lini tengah. Tugas mencetak gol diemban Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette, dan keduanya mendapatkan suplai bola dari Mesut Oezil -- yang mendapatkan peran 'gelandang nomor 10'.

Dari sisi lain, pelatih Chris Hughton juga demikian. Dalam formasi 4-5-1, masih terlihat Matt Ryan melindungi area penalti, Lewis Dunk dan Shane Duffy bahu membahu sebagai bek tengah, Pascal Gross di posisi gelandang, dan Glenn Murray sebagai muara serangan.

Arsenal memula laga ini dengan begitu meyakinkan. Bahkan, The Gunners dapat mencetak gol di menit ke-9. Semua bermula dari Nacho Monreal yang dijatuhkan Alireza Jahanbakhsh di kotak terlarang, dan berakhir dengan sepakan tenang berujung gol dari Pierre-Emerick Aubameyang dalam situasi tendangan penalti.

Namun, setelah gol itu, kedua kubu saling balas menyerang. Melalui serangan terorganisir dengan memanfaatkan 68% penguasaan bola, Arsenal melepas 5 tembakan. Sementara, Brighton bisa melepas 4 tembakan dengan renggangnya jarak antarlini Arsenal. Walau begitu, skor 1-0 bagi Arsenal bertahan hingga babak pertama beres.

Di babak kedua, Arsenal terus saja dihadapkan dengan masalah demi masalah di area pertahanan. Kesalahan individual menjadi masalah yang paling disorot. Salah satunya ketika Bernd Leno harus melakukan penyelamatan pada menit ke-51 karena Solomon March dibiarkan melancarkan tembakan.

Sembilan menit setelah tembakan March itu, Arsenal kebobolan. Musababnya ialah kecerobohan Granit Xhaka saat berusaha merebut bola dari kaki March di kotak penalti. Tak lama, Murray menjalankan tugasnya dengan paripurna sebagai eksekutor penalti.

Setelah gol itu, Arsenal terus menyerang tetapi bermasalah dalam penyelesaian akhir. Sementara, Brighton berkali-kali menemukan kans emas berkat kacaunya area pertahanan Arsenal.

Upaya Emery mengganti Stephan Lichsteiner dengan Sead Kolasinac dan Granit Xhaka dengan Alex Iwobi tak berbuah banyak. Di menit ke-85, Arsenal bisa saja kebobolan andai Leno tak sigap menepis sundulan March. Setelahnya, Leno terus melakukan penyelamatan gemilang. Sehingga, Arsenal memetik hasil imbang 1-1 di akhir cerita.